-->

Mario Teguh Golden Ways : Mengubah Nasib

Sahabat SalamSuper, Topik Mario Teguh Golden Ways kali ini adalah membicarakan keinginan sederhana setiap manusia. Setiap manusia mengharapkan perubahan nasib yang lebih baik, sehingga muncul pertanyaan Apakah nasib bisa diubah? Siapakah yang menentukan ? Apakah ada hubungannya antara nasib dengan takdir?

Pertanyaan-pertanyaan ini akan di jawab pada program MTGW kali ini dengan tema Mengubah Nasib.

Mengubah nasib …
Setiap orang sudah dipilih dalam nasibnya..
Apa saja yang harus dilakukan agar kita menjadi pribadi yang dipercaya,
karena InsyaAllah (atas ijin Tuhan).

Berarti kita diijinkan karena dipercaya.
Tuhan tahu apakah kita pantas untuk dipercayai atau tidak,
tapi Tuhan harus menunjukkan kepada orang lain bahwa kita pantas.

Mudah-mudahan dengan pembahasan kali ini,
kecemburuan kita kepada orang lain yang dipercaya Tuhan,
yang kita anggap tidak pantas menjadi berkurang.
Sehingga kita menjadi pribadi yang ikhlas, yang bisa melihat rejeki yang tidak terlihat.
Proses mengunduh rezeki deritanya seharusnya membahagiakan.
Jika kita mengunduh rezeki tetapi menimbulkan derita, itu salah.
Karena derita dari kerja itu menghasilkan rasa letih.

Mario Teguh Golden Ways : Mengubah Nasib

Dalam kehidupan ini Tuhan tidak kejam.
Tuhan tidak akan menyiksa.
Tuhan tidak akan mempersulit proses kita, mencapai kehidupan yang baik.

Yang kita lihat adalah pengingatan bukan peringatan.
Agar kita ikhlas menjauhkan diri dari yang tidak baik.

“Nasib adalah tanggung jawab pribadi.“

Nasib sudah diserahkan kepada kita,
jodoh merupakan bagian dari nasib.
Tangan Tuhan itu bisa melalui orang lain.
Hari perhitungan sudah terjadi.

Jangan menunggu meninggal baru dihitung.
Sebetulnya kita hidup dalam nasibnya sendiri.
Kita sudah dihitung jangan menunggu lagi hari perhitungan.
Bukti kalau hidup ini sudah dihitung adalah kehidupan kita.

“Hari perhitungan sudah terjadi. Nasib adalah keadaan kita sekarang yang dihitung dari cara hidup kita.”

Apa yang harus kita lakukan jika kita sudah bekerja keras,
tetapi belum mendapat apa yang diinginkan?
Orang yang bekerja keras tapi belum sukses,
berarti dia tidak ikhlas menerima…

Bahwa dia sudah melakukan sesuatu yang salah dengan baik.
Banyak orang melakukan hal yang tidak tepat dengan cara yang indah.
Jangan takut untuk mengubah keputusan yang baru.
Jangan takut untuk memulai sesuatu yang baru.

Pastikanlah Anda melakukan hal-hal kecil dengan ikhlas menuju hal yang besar.
Anda tidak bisa melakukan sesuatu dengan harapan kecil.
Bekerja keras adalah peramal nasib yang masuk akal.

“Pekerja keras lebih masuk akal, daripada merisaukan nasib”.

Hidup adalah sebab akibat, dan dalam hidup kita ingin mendapatkan nasib yang baik.
Nasib adalah akibat, Kita adalah sebabnya.
Jadi yang harus memperbaiki nasib adalah orangnya.
Orang yang dikenal luas lebih mudah rejekinya.

“Orang yang mengeluhkan nasib buruk, biasanya kurang sibuk.”

Menjadi Idealis itu tidak apa-apa, asal tidak lepas dari kenyataan.
Karena orang hidup dalam standar-standar terbaiknya,
dia selalu membandingkan dengan yang menjadi standarnya.
Orang-orang yang idealis seharusnya melihat kenyataan.
Orang idealis menolak adanya batasan.

Sedangkan orang praktis yang sudah ikhlas
menerima dia terbatas mulai tumbuh.
Batasan itu bukan hanya untuk ditolak, tapi untuk diterima.

Supaya Anda tumbuh setelah batasan itu.
Tahu batasan, tetapi berfokuslah pada kemungkinan,
seperti masa depan yang tak pasti, maka apapun mungkin.

Hal ini bukan idealis tetapi praktis.
Intikan-lah yang besar, tetapi ikhlaslah segera melakukan sesuatu yang kecil.
Ikhlas untuk segera mulai.

Kita itu cepat mulai tapi segera menyelesaikan.
Sehingga kehidupan kita ini isinya
awalan-awalan yang tidak pernah selesai.

Mulailah hal yang kecil, yang sederhana yang tujuannya baik.
Kebaikan datang bagi yang membaikkan diri.
Jadilah pribadi yang ikhlas, mulailah dari kebaikan diri.

“Nasib itu menempel pada pribadi. Jika pribadimu baru, nasib yang baru akan menempel kepadamu.”

Kesimpulan:
Kita adalah sebab bagi nasib kita sendiri.
Setiap orang sudah hidup didalam nasibnya.
Takdir tidak kita ketahui…

Jangan terlalu banyak bicara tentang takdir.
Karena banyak orang yang tidak mengerti tentang takdir,
paling sering menyalahkan takdir.

Nasib ada didalam tanggung jawab kita sendiri.
Jangan pernah katakan “Nasibku sial!”
karena nasib itu sebaik upaya kita.
Bersabarlah dalam upaya keras,
dalam pekerjaan yang sibuk.

Orang sibuk tidak mampu mengeluh.
Siapapun yang mengeluh sekarang,
pasti waktunya digunakan untuk berfokus pada kelemahannya.
Berfokuslah pada berkah, rahmat dan keimanan,
lalu katakan “Aku mencintai kehidupan ini”,

Karena kehidupan yang indah disini,
akan menjadi awal pembentuk kehidupan yang indah selanjutnya.

Demikian rangkuman Mario Teguh Golden Ways edisi: Mengubanh Nasib yang bisa kami catat, semoga bermanfaat.

© 2013, Salam Super. All rights reserved.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel