-->

Menjadi Pribadi yang Berani dan Teliti

Sahabat SalamSuper, Dalam menghadapi tantangan hidup ini keberanian mutlak sangatlah diperlukan, keberuntungan akan berpihak kepada orang-orang yang berani.  Namun jangan salah ketelitian juga sama pentingnya, sehingga pekerjaan yang kita kerjakan hasilnya akan memuaskan serta akan meminimalisir tingkat kerugian.

Kisah berikut bisa dijadikan pelajaran tentang bagaimana penting-nya Menjadi Pribadi yang Berani dan Teliti.  Di sebuah ruang kuliah, seorang profesor kedokteran memberikan kuliah perdananya. Para mahasiswa baru itu tampak serius.

Mata mereka terpaku menatap profesor, seraya tangan sibuk mencatat. “Menjadi dokter, butuh keberanian dan ketelitian,” terdengar suara sang profesor. “Dan saya harap kalian dapat membuktikannya.” Bapak itu beranjak ke samping. “Saya punya setoples cairan limpa manusia yang telah direndam selama 3 bulan.” Profesor itu mencelupkan jari ke dalam toples, dan memasukkan jari itu ke mulutnya. Terdengar teriak-teriak kecil dari mahasiswa itu. Mereka terlihat jijik. “Itulah yang kusebut dengan keberanian dan ketelitian,” ucap profesor lebih meyakinkan.

Menjadi Pribadi yang Berani dan Teliti

“Saya butuh satu orang yang bisa berbuat seperti saya. Buktikan bahwa kalian ingin menjadi dokter.” Suasana aula mendadak senyap. Mereka bingung: antara jijik dan tantangan sebagai calon dokter. Tak ada yang mengangkat tangan. Sang profesor berkata lagi, “Tak adakah yang bisa membuktikan kepada saya? Mana keberanian dan ketelitian kalian?รข€

Tiba-tiba, seorang anak muda mengangkat tangan. “Ah, akhirnya ada juga yang berani. Tunjukkan pada teman-temanmu bahwa kau punya keberanian dan ketelitian. Anak muda itu menuruni tangga, menuju mimbar tempat sang professor berada. Dihampirinya stoples itu dengan ragu-ragu. Wajahnya tegang, dan perasaan jijik terlihat dari air mukanya.

Ia mulai memasukkan jarinya ke dalam toples. Kepala menoleh ke samping dengan mata yang menutup. Teriakan kecil rasa jijik kembali terdengar. Perlahan, dimasukkannya jari yang telah tercelup lendir itu ke mulutnya. Banyak orang yang menutup mata, banyak pula yang berlari menuju kamar kecil. Sang professor tersenyum. Anak muda itu tersenyum kecut, sambil meludah-ludah ke samping.

“Aha, kamu telah membuktikan satu hal, anak muda. Seorang calon dokter memang harus berani. Tapi sayang, dokter juga butuh ketelitian.” Profesor itu menepuk punggung si mahasiswa. “Tidakkah kau lihat, aku tadi memasukkan telunjuk ke toples, tapi jari tengah yang masuk ke mulut. Seorang dokter memang butuh keberanian, tapi lebih butuh lagi ketelitian.”

Sahabat, berhati-hatilah. Hidup memang butuh keberanian. Tapi, jangan sepelekan ketelitian. Cermati langkahmu, waspadai tindakanmu. Hati-hati saat “mencelupkan jari” dalam toples kehidupan. Kalau tidak, “rasa pahit” yang akan kita temukan.

Untuk mengasah keberanian dan ketelitian, berfokuslah pada  kekuatan, bukan pada kelemahan. Hindarkan diri Anda dari jebakan untuk memboroskan kehidupan dengan upaya berperang melawan kelemahan pribadi. Karena sebetulnya, dengan memaksimalkan peran kekuatan-kekuatan pribadi kita ke dalam kesibukan membangun karir dan bisnis, kita tidak menyediakan cukup waktu bagi kelemahan untuk menjadi penghambat. Jangan izinkan kelemahan-kelemahan untuk menghambat perjalanan menuju kualitas hidup yang ingin Anda capai.

© 2013, Salamsuper. All rights reserved.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel